Jumat, 06 November 2020

PORTOFOLIO: Muhammad Firza Adrian

Firza Adrian

 

















































Senin, 17 Juni 2019

KONSERVASI ARSITEKTUR DI ASIA (KAWASAN KONSERVASI BAGAN, MYANMAR)

Firza Adrian

KONSERVASI ARSITEKTUR DI ASIA (KAWASAN KONSERVASI BAGAN, MYANMAR)
BAGAN kota seribu kuil yang berada di Myanmar merupakan salah satu situs arkeologi terkaya di Asia Tenggara. Myanmar yang terkenal akan sebutan negeri seribu candi, demikian sebutannya karena adanya ribuan candi yang berada di negara yang dulunya dikenal dengan sebutan negara Burma. Bagan sebuah kota kuno yang berada di wilayah Mandalay Burma (Myanmar) dihiasi dengan pemandangan ribuan candi – candi tua dengan berbagai ukuran, ribuan pagoda kuno, stupa, kuil, aula pentahbisan dan monumen. Kuil Bagan adalah salah satu situs arkeologi terkaya di Asia Tenggara. Berbeda dengan candi – candi lainnya di kawasan Asia, kota seribu kuil ini memiliki 2 ciri khas warna, yaitu warna putih dan warna merah bata. Candi di Bagan berukuran cukup besar karena digunakan sebagai tempat pemujaan dan mempresentasikan Gunung Meru, salah satu simbol Dewa dan dibangun sebagai tempat ibadah dan belajar bagi para pengikut ajaran Budha dari kawasan Asia, termasuk India, selama kurang lebih 5 abad sejak awal didirikan. Destinasi wisata di Kota Bagan yang menarik minat wisatawan antara lain adalah Htilominlo, Shwedagon Pagoda, Mandalay Palace, serta Danau Inle yang eksotis, antara lain :
  1. Ananda Temple, candi yang selesai dibangun pada tahun 1091 tahun masehi oleh raja Kyanzittha ini memiliki tinggi 51 meter. Pada tahun 1990 Candi Ananda Temple ini menerima penyepuhan emas. Terdapat empat patung besar dari para Buddha dari empat zaman. Kakusandha menghadap ke utara, Konagamana menghadap ke timur, Kassapa menghadap ke selatan, dan Guatama sebagai Buddha terbaru menghadap ke barat.
  2. Raja Narapatisithu membangun candi Gawdawpalin pada abad ke 12 dengan tinggi candi sekitar 60 meter. Candi ini rusak parah dalam sebuah gempa bumi pada tahun 1975 tetapi sudah mengalami rekonstruksi.
  3. Dhammayangyi adalah kuil terbesar di Kota Bagan yang dibangun oleh raja Narathu yang memerintah pada tahun 1167-1170. Kuil ini sering disebut sebagai kuil ganesh karena terdapat gambar gajah yang merupakan dewa hindu. Kuil ini bernama Shwesandaw yang dibangun pada tahun 1057 oleh raja Anawahta.
Candi yang menjadi replika mirip candi Bodhi yang terkenal di Bodh Gaya, India ini bernama candi Mahabodhi. Dibangun oleh raja Nantaungmya pada masa pemerintahan 1210-1234. Bukan hanya itu, adapun candi, pagoda dan tempat bersejarah lainnya yang terdapat di kota ini diantaranya Bupaya Pagoda, Dhammayangyi Temple, Dhammayazika Pagoda, Gawdawpalin Temple, Gubyaukgyi Temple (Wetkyi-in), Gubyaukgyi Temple (Myinkaba), Htilominlo Temple, Lawkananda Pagoda, Mahabodhi Temple, Manuha Temple, Mingalazedi Pagoda, Minyeingon Temple, Myazedi inscription, Nanpaya Temple, Nathlaung Kyaung Temple, Payathonzu Temple, Seinnyet Nyima Pagaoda and Seinnyet Ama Pagoda, Shwegugyi Temple, Shwesandaw Pagoda, Shwezigon Pagoda, Sulamani Temple, Tharabha Gate, Thatbyinnyu Temple dan Tuywindaung Pagoda.
Pagoda Shwe Zi Gon adalah pagoda yang terbuat dari emas dan merupakan salah satu pagoda tertua dan terbesar yang terletak di pusat kota Yangon. Shwedagon juga terkenal dengan sebutan Golden Pagoda karena nuansa emas yang mendominasi warna bangunannya.
Saat yang tepat menikmati keindahan pemandangan Kota Bagan di Myanmar, kota seribu kuil adalah saat matahari terbit dan matahari terbenam. Karya seni tumbuh pesat di kawasan ini sebagai industri penunjang perkembangan pariwisata. Bagi wisatawan asing, Bagan  adalah kota tujuan utama wisata di Myanmar, selain banyaknya candi, keindahan sunrise dan sunsetnya kota Bagan juga begitu memukau.
Danau Inle berada di kawasan perairan Inle yang terletak di Nyaungshwe Township, di distrik Taunggyi Propinsi Shan, dan merupakan wilayah dari area Shan Hills. Danau ini memang bukan kawasan wisata semegah di Yangon atau Bagan. Kehidupan Danau Inle menawarkan sensasi destinasi perairan dan peradaban yang membuat pengunjungnya terpukau dengan pesona alam dan kehidupan adat budayanya yang unik. Keunikan suku Intha yang menghuni kawasan perairan tenang ini, membuat Danau Inle makin di gemari sebagai salah satu wisata adat di Myanmar. Suku Intha merupakan satu-satunya suku yang mendiami kawasan perairan Danau Inle.
Salah satu candi yang terkenal di bagan  adalah candi Htilominlo. Candi ini dibangun pada abad ke-13 dan terlihat megah tak dilekang waktu. Di dalam bangunan utama, terdapat patung Budha sebagai tempat ibadah para pengikut ajaran Budha. Di belakangnya terdapat kompleks candi sebagai bagian dari candi Htilominlo.

Kota bagan dahulu dijuluki Arimaddanapura atau Arimaddana
Negara bagian Mandalay memang terkenal dengan bangunan-bangunan kuno dan kompleks heritage’nya. Termasuk didalamnya kota Bagan sendiri.Kota atau daerah sangat terkenal dengan kompleks candi atau stupanya. Atau disebutnya ” Bagan Archaeological Zone”.  Cukup dengan membayar 15 Dollar/orang, kita bisa mengelilingi seluruh stupa dan candi yang ada di Bagan selama 5 hari. Tiket dapat langsung dibeli  di airport Bagan, airport Nyang-U. Bisa dikatakan bahwa kota ini adalah kota seribu stupa. Meskipun sebenarnya menurut catatan UNESCO, ada kurang lebih 300’an candi disini.
Old Bagan dan New Bagan

Old Bagan
Kota Bagan sesungguhnya terbagi dari 2 bagian. Bagan kota lama dan Bagan kota baru. Dulunya semua pemukiman berada didaerah kota lama dimana terdapat stupa-stupa tersebut. Tahun 90’an, mereka dipindahkan ke Bagan baru (New Bagan) untuk menjadi pemukiman baru. Perbedaannya sangat menonjol didua tempat ini. Bagan Baru adalah daerah baru, dengan banyak hotel. Tidak ramai daerahnya dikelilingi pemukiman. Bagan lama (Old Bagan) daerah dengan dikelilingi pusat pemerintahan dan beberapa stupa disekitarnya. Beberapa hotel dan pertokoan juga kita temukan didaerah ini.

New Bagan

Kuil Ananda juga menarik untuk diamati mural yang ada dibeberap dindingnya. Muralnya masih terjaga dengan baik. Dikatakan oleh Thein bahwa kuil Ananda dibangun pada masa awal-awal dinasti Pagan yang ada di Bagan, mungkin sekitaran abad 1100. Kuil Ananda memiliki 4 patung Buddha warna keemasan disetiap sisi penjuru mata angin, dengan posisi tangannya yang berbeda.
Kemudian kita juga bisa ke kuil  Thatbyinnyu dikenal sebagai kuil kemahatahuan dan berasal dari 1144 Masehi. Kuil yang cukup tinggi dengan tinggi sekitaran 60’an meter. Lalu kita ke  kuil terbesar Damayangyi, yang terkenal dengan struktur bangunannya yang unik mirip piramida. Candi ini dibangun  tahun 1170 Masehi.

Lalu tidak ketinggalan ke candi  Nanphaya. Candi ini sangat unik karena merupakan candi Hindu ditengah candi-candi dan stupa Buddha.  Sayang kalau dilewatkan. Dan hari itu kami akhiri dengan berkunjung ke candi  Shwensandow untuk melihat sunset di sepanjang sungai Ayeyeawaddy.

Pagoda di mount Popa sendiri sangat unik. Pagoda ini persis berdiri diatas bukit kapur, yang berdiri tegak. Untuk menaikinya, kita perlu menapak, yang konon jumlah ada sekitar 700 tangga hingga sampai ke atas.  Yang menarik dari pagoda Mount Popa ini adalah ternyata didalamnya tidak ditemukannya patung Buddha, seperti biasanya yang saya temui di Bagan. Yang ada adalah rupa patung seseorang, berambut panjang, nampak tidak seperti Buddha. Disertai pula dengan banyak tempelan uang, disekitarnya. Rupanya pertanyaan saya terjawab. Pagoda atau kuil ini sesungguhnya adalah kuil pemujaan atas seseorang lokal yang dianggap penting.
Landscape Bagan


Ini adalah bangunan museum national Bagan, menikmati sejarah Bagan. Gedungnya sangat megah dan kokoh. Mirip gedung pertunjukan menurut saya. Ada 4 lantai, dimana masing-masing lantai mempunyai ceritanya. Misalnya tentang sejarah alam dan fosil Bagan, lalu tampilan prasasti yang pernah ditemukan di Bagan, kemudian sejarah peradaban di Bagan, lalu sejarah dan cerita etnis yang ada di Myanmar, dan kemudian pameran seni lukis dan seni di Bagan dan Myanmar. Sangat menarik. Sayang kami tidak boleh memotret gambarnya.
Seni Mural & Restoran
seemerhati budaya seperti saya, kesempatan ini sangat langkah. Saya dapat belajar banyak dari kebudayaan mereka. Misalnya bagaimana jayanya peradaban mereka sejak sebelum masehi. Kemudian mengenal tulisan dan penguasaan wilayahnya yang sangat luas. Kesan saya, budaya mereka lebih menitikberatkan kepada  budaya komunal yang lebih menitikberatkan kepada ikatan sosial kelompok yang sangat tinggi. Seni mereka, baik seni  lukis dan performance serta musik, kesannya sangat komunal. Penampilannya banyak diarena-arena publik, seperti dipasar atau perayaaan publik. Mungkin ada yang bersifat kebangsawanan atau kerajaan, sayangnya itu sudah jauh hilang. Peradaban mereka meraih masa jayanya pada abad belasan, mungkin awal abad 12 bersamaan dengan peradaban Khmer yang ada dikamboja. Ganti berganti dinasti, hingga penaklukan Mongolia kemudian kerajaan Inggris menyebabkan kebudayaan mereka nampaknya berbasiskan komunal.

Sumber :

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.