Minggu, 06 November 2016

TIPOLOGI BANGUNAN RUMAH RESIDENSIAL SUMATRA UTARA (SUKU NIAS)

Firza Adrian
1.    ARSITEKTUR TRADISIONAL NIAS UTARA

Dalam segi firmitasnya, rumah adat Nias memiliki berbagai keunikan dan keunggulan. Rumah adat Nias yang bernama Omo Sebua adalah rumah yang khusus dibangun untuk kepala adat desa dengan tiang-tiang besar dari kayu besi dan atap yang tinggi. Omo Sebua didesain secara khusus untuk melindungi penghuninya daripada serangan pada saat terjadinya perang suku pada zaman dahulu.

ImageImage

Dalam pembangunannya, rumah ini menggunakan banyak material antara lain :
Batu Gehomo
Batu dengan permukaan rata yang digunakan untuk menyanggah tiang Ehomo (memisahkan tiang Ehomo dari permukaan tanah)
Batu cadas sungai yang pahat berbentuk kotak

Batu Ndriwa
Batu dengan permukaan rata yang digunakan untuk menyanggah tiang Ndriwa (memisahkan tiang Ndriwa dari permukaan tanah)
Batu cadas sungai yang pahat berbentuk kotak.

Ehomo
Tiang kayu bulat (pillar) penyanggah struktur bangunan tradisional Nias yang diletakan secara vertikal.
Berbentuk balok bulat dan menggunakan material kayu Berua atau Manawa Dano

Ehomo Mbumbu
Tiang kayu bulat (pillar) penyanggah atap

Fafa
Papan kayu
Menggunakan material kayu Berua atau Manawa Dano

Fafa Daro-daro
Papan untuk tempat duduk
Menggunakan material kayu Berua atau Manawa Dano

Fafa Gahembato
Papan untuk lantai
Menggunakan material kayu Berua atau Manawa Dano

Gaso
Balok kayu yang menjadi bagian dari struktur kerangka atap bangunan tradisional Nias Selatan.

Gaso Matua (Fanimba)
Balok kayu yang menjadi bagian dari struktur kerangka atap bangunan tradisional Nias Selatan.

Jepitan Bumbu
Kayu yang disusun berbentu “X” yang berfungsi untuk menjepit atap rumbia yang berada di puncak atap.

Kapita
Balok horizontal penyanggah atap

Lago-lago
Papan kayu tebal yang diletakkan membujur pada bagian kiri dan kanan bangunan dan berfungsi menjepit seluruh struktur bagian bawah atap pada sebuah bangunan tradisional Nias Selatan
Menggunakan material kayu Berua atau Manawa Dano

Lali’owo
Balok membujur yang menyanggah papan lantai struktur bangunan tradisional
Berbentuk balok bulat dan menggunakan material kayu Berua atau Manawa Dano

Ndriwa (Diwa)
Tiang kayu bulat (pillar) penyanggah struktur bangunan tradisional Nias yang diletakan secara diagonal.
Berbentuk balok bulat dan menggunakan material kayu Berua atau Manawa Dano

Oto Mbao
Berfungsi seperti kaki gajah dalam konstruksi beton. Untuk menambah kekuatan pada Ehomo atau sebagai anti gempa

Sago
Atap daun rumbia

Sicholi (Sikholi)
Papan kayu tebal yang diletakkan membujur dan berfungsi menjepit seluruh struktur lantai (Ahe Mbato) pada sebuah bangunan tradisional. Diletakkan di bagian kiri dan kanan bangunan. Ujung-ujung Sikholi akan dibentuk melengkung keatas dean diberi ragam hias ukiran.
Menggunakan material kayu Berua atau Manawa Dano

Siloto
Balok melintang yang menyanggah papan lantai struktur bangunan tradisional.
Menggunakan material kayu Berua atau Manawa Dano

Sirau
Penyangga

Tangga
Tangga kayu

Toga (Balo-balo)
Balok melintang yang menutup ujung Laliowo dan menyanggah posisi Laso
Menggunakan material kayu Berua atau Manawa Dano


Seluruh bangunan meskipun berbentuk oval, namun dibuat tinggi diatas pondasi ortogonal (susunan dengan tumpuan yang saling tegak lurus hingga bertemu disudut akhir) dari beberapa barisan pilar dan tiang-tiang yang saling silang. Dan untuk memaksimalkan elastisitas konstruksi bangunan, pilar-pilar tidak didirikan diatas tanah, melainkan diatas pondasi batu. Hal seperti ini lazim dilakukan yang merupakan tehnik perlindungan konstruksi kayu untuk menghindari kontak langsung antara tanah dengan kayu agar konstruksinya bisa lebih tahan lama.

Tipologi standar bangunan di Nias Selatan adalah persegi panjang dengan konstruksi berbaris berbentuk tinggi dan ujung atap yang mengarah ke jalan. Bagian-bagian strukturnya di buat dengan 4 barisan pilar (Ehomo), yang tegak lurus dari dasar hingga lantai pertama. Tiang yang saling-silang dijadikan sebagai penopang sama seperti bentuk pemukiman di Nias Utara, namun perbedaan terletak pada tiang “V’ yang terletak di bagian paling depan rumah, sebagai elemen tambahan.
Seluruh tiang-tiangnya tidak bertumpu pada tanah melainkan diatas pondasi batu untuk mencegah pelapukan dan juga untuk membuatnya konstruksinya semakin fleksibel. Ruangan yang berada dibawah rumah digunakan sebagai tempat penyimpanan barang-barang atau kandang ternak si pemilik rumah.

1.1. Rumah Tradisional Nias Utara
Bila kita membicarakan arsitektur tradisional di pulau Nias maka kita tidak bisa terlepas dari apa yang dinamakan rumah tradisional Nias. Rumah tradisional Nias dapat dibedakan atas 3 (tiga) tipe rumah adat sesuai dengan penelitian yang diadakan Oleh Alain M. Viaro Arlette Ziegler yang didasarkan pada bentuk atap dan denah lantai bangunan. Ketiga tipe tersebut adalah:
1. Tipe Nias Utara 
Bentuk atap bulat; bentuk denah oval
2. Tipe Nias Tengah
Bentuk atap bulat; bentuk denah segi empat
3. Tipe Nias Selatan
Bentuk atap segi empat; bentuk denah persegi
Berdasarkan judul yang dibahas yaitu Tipologi Residensial Rumah Adat Nias Utara, maka dalam hal ini ciri arsitektur Nias Utara menjadi unsur arsitektur utama sebagai dasar perancangan.
Ciri khas rumah Tradisional Nias Utara:
1. Bentuk dasar elips atau oval;
2. Lebar rumah 10 meter, panjang 15 meter, tinggi 9-13 meter;
3. Pintu masuk dari sebelah bawah. Sisi depan dan belakang agak lurus;
4. Jarak antara tiang-tiang rumah tidak selalu sama;
5. Jarak antara dua barisan tiang di depan lebih lebar ; orang bisa berjalan di tengah;
6. Jarak antara tiang-tiang di belakang lebih rapat; beban rumah di lebih besar;
7. 8 lembar papan Siloto (seloto) melintang di atas 62 tiang dari muka ke belakang;
8. 1 Siloto di ujung kiri dan 1 di ujung kanan @ 6 tiang : 2 x 6 = 12 tiang;
9. 2 Siloto berikut sebelah kiri dan kanan @ 8 tiang : 4 x 8 = 32 tiang ;
10. 2 Siloto di pertengahan rumah @ 9 tiang : 2 x 9 = 18 tiang;
11. Jumlah tiang (diluar tiang-tiang penunjang) 12 + 32 + 18 = 62 tiang


 Oleh Alain M. Viaro Arlette Ziegler “Traditional Architecture of Nias Island
 Idem


Gambar Tampak Depan

Gambar Tampak Samping

 
Gambar Tampak Perspektif


GAMBAR STRUKTUR PADA RUMAH ADAT NIAS UTARA

Gambar 1 : Denah Rumah Tradisional Nias Utara


Gambar 2 : Denah Perletakan Kolom Rumah Tradisional Nias Utara


Gambar 3 : Potongan Memanjang Rumah Tradisional Nias Utara


Gambar 4 : Potongan Melintang Rumah Tradisional Nias Utara


Gambar 5 : Tampak Depan Rumah Tradisional Nias Utara 



Gambar 6 : Tampak Samping Rumah Tradisional Nias Utara



Gambar 7 : Isometri Struktur Rumah Tradisional Nias Utara




ž Pola kampungan Nias Utara
ž Bentuk linier (gang)
ž Masa bangunan terpisah satu sama lain
ž Gerbang tidak begitu jelas 
ž Halaman terdiri dari tanah yang diperkeras



Gambar 8 : Pola perkampungan Nias Utara

Pada pola kampung tersebut selalu berorientasi ke arah utara – selatan, sedangkan gerbangnya berada pada arah timur – barat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Nias telah mengetahui cara penempatan bangunan yang baik dengan berpedoman pada cuaca atau iklim. Dalam pengertian mereka bahwa arah terbitnya matahari disebut “raya” dan arah terbenamnya ”you”.
1.3. Kosmologi Masyarakat Nias
Dalam masyarakat Nias sebelum masuknya agama menganut kepercayaan akan adanya 3 (tiga) dunia, yakni :
ž Dunia atas atau dunia leluhur;
ž Dunia manusia dan
ž Dunia bawah.
Kosmologi masyarakat Nias ini merupakan gambaran pandangan dari masyarakat tentang asal-usul nenek moyang suku Nias yang berasal dari Teteholi Ana’a (langit) yang diturunkan ke bumi di puncak gunung sekarang di kenaldengan nama Boro Nadu, yang berada di Kecamatan Gmo Kabupaten Nias Selatan. 
Pengaruh Kosmologi ini terlihat jelas dalam bentuk arsitektur tradisional Nias, baik itu dalam bentuk rumah adatnya maupun dalam pola perkampungan. Dalam bentuk rumah adat, masyarakat Nias menepatkan bagian atas dari pada bangunannya sebagai tempat yang paling dihormati (disucikan).
Dalam pola perkampungan, semakin tinggi letak kampung berada, semakin dekat dengan dunia atas, yang berarti semakin aman dan sejahtera kampung tersebut.


Gambar 9 : Kosmologi masyarakat Nias 

Dunia atas, dunia manusia dan dunia bawah digambarkan oleh masyarakat Nias dalam bentuk perkampungannya. Gambaran Teteholi Ana’a (langit) diperlihatkan dengan gerbang atau jalan menuju ke kampung. 

About the Author

Firza Adrian / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.