Ketika terjadi pergantian periode dari Arkaik ke Klasik, tidak muncul banyak perubahan pada arsitektur. Yang unik adalah bahwa pada masa kini, ada lebih banyak kuil dari perode Arkaik dibandingkan dari periode Klasik yang masih bertahan. Kuil Klasik paling terkenal yang masih ada yaitu Parthenon di Athena, yang rancangannya menggabungkan gaya lama (Doria) dan gaya baru (Ionia).
Parthenon adalah kuil bagi dewi Athena Parthenos ("Athena Suci"). Kuil ini dibangun pada tahun 440-an SM dari uang iuran Liga Delos, sebuah perkumpulan yang dipimpin oleh kota Athena. Kuil ini dimaksudkan untuk menjadi salah satu kuil terbaik yang pernah dibangun. Keseluruhan bangunanya dibuat dari marmer, bahkan gentingnya juga. Di bagian depannya terdapat delapan tiang dan pada metopenya terdapat relief yang indah. Supaya Parthenon nampak mengarah ke langit, arsiteknya melengkungkan banyak garisnya ke arah atas pada bagian tengahnya.
Arsitektur klasik Yunani selain partheon adalah agora (public space, selasar tempat masyarakat bernteraksi yang terdapat di jalanan), bouleterion (balai dewan) gymnasium (sekolah), pastanium (kantor walikota), stadion, & teather. Bangunan-bangunan di Yunani menggunakan prinsip post linthel yang merupakan penemuan struktural pertama yakni dua kolom yang dapat mendukung unsur horizontal. Stoa(kolom) merupakan elemen arsitektural estetis yang ditonjolkan sehingga kedepannya di beberapa polis setiap kolom memiliki ciri khasnya sendiri seperti, doric (dari Doria), ionic (dari Ionia), dan corintian (dari Corintia). Kolom-kolom tersebut dibangun menggunakan rasionalitas masyarakat Yunani yang kemudian dibakukan dalam sebuah aturan desain yakni golden section dan greek order.
Sebagai akar
dari arsitektur Barat, arsitektur klasik Yunani ditandai dengan hadirnya Kuil
Parthenon yang menjadi icondari jaman ini. Bentuk bangunan yang
terjadi banyak dipengaruhi oleh kepercayaan politheisme yang dianut oleh
masyarakatnya, terlihat dari kuil-kuil yang berbeda untuk menyembah dewa-dewa
yang berbeda pula.
Beberapa
tipologi utama dari periode ini adalah:
1. Menggunakan
struktur dinding masif dengan material batu alam yang dipotong persegi dan
ditumpuk. Karena bukaan yang mampu dibuat sangat minimal, maka bagian ruang
dalam menjadi gelap. Cahaya hanya datang dari pintu di depan saja.
2. Penggunaan
struktur tumpuk juga pada kolom di luar bangunan. Di atas kolom, terdapat balok
horizontal penyangga atap yang disebut entablature. Sebagai
konsekuensi dari penggunaan struktur tumpuk batu masif pada bagian ini, maka
bentang lebar tidak dimungkinkan, sehingga jarak antar kolom relatif sempit.
Pada hubungan
antara kolom dan entablature biasa diberi ornamen berupa ukiran yang kemudian
dikenal dengan gaya Doric. Pada masa Romawi gaya kolom ini
dikembangkan lagi menjadi Ionic dan Corinthian. Struktur
utama penyangga atap juga tersusun dari batu dan disebutpediment,
ditopang oleh entablature.
3. Adanya
deretan kolom di luar dinding bangunan. Selain mencitrakan kesan megah secara
visual (bentuk kolom langsing tinggi yang sangat besar dibandingkan dengan
skala manusia), hal ini berhubungan dengan kepercayaan masyarakat Yunani yang
sangat sensitif terhadap alam. Mereka menganggap tanda-tanda yang terjadi di
alam adalah perlambang kehadiran para dewa. Oleh karena itu mereka selalu
berusaha dekat dengan alam, dan kuil pun dibuat seolah-olah terbuka dan tidak
masif (deretan kolom mengurangi kesan masif dari bangunan).
Gambar 1.1 Tampak Perspektif
Gambar 1.2 Tampak Muka
Gambar 1.3 Tampak dari Dalam
Gambar 1.4 Detail Pilar
Gambar 1.5 Detail Pilar
Gambar 1.6 Detail Ornamen
Gambar 1.7 Denah
Gambar 1.8 Potongan/Aksonometri
2. Rome Pantheon
Arsitektur klasik Romawi berkembang dari arsitektur klasik Yunani dan beberapa arsitektur lain tetangga imperium ini seperti arsitektur Mesopotamia, sehingga lahir tipologi denah dan teknologi baru dalam arsitektur. Arsitektur klasik Romawi berupa basilika (pengembangan parthenon), pantheon (parthenon dengan tipologi denah lingkaran), benteng, aquaduct, kuburan, stadion, theater, sekolah, hypocaust (bagian servis pemandian),apodyterium (pemandian air hangat), frigidarium (pemandian air hangat), calidarium (pemandian air hangat).
Pada periode ini tingkat peradaban dan teknologinya sudah
lebih tinggi dari Yunani. Namun demikian bentuk dasar arsitekturnya tetap
mengambil beberapa bentuk dari arsitektur klasik Yunani. Apabila periode Yunani
memiliki kuil Partheon, maka periode Romawi memiliki kuil Pantheon sebagai
simbol yang terkenal.
Beberapa tipologi utama dari periode ini adalah:
Penggunaan teknologi pembuatan busur dengan struktur batu yang ditumpuk, baik pada bukaan (pintu, jendela) maupun pada bagian “kepala” bangunan. Busur yang diaplikasikan untuk membuat penutup bagian atas bangunan biasa disebut struktur kubah monolit. Pembuatannya adalah dengan menggeser batu sedikit demi sedikit sehingga menghasilkan kemiringan. Kuil Pantheon memiliki lubang pada puncak kubah sebagai sarana memasukkan cahaya dari atas. Dapat dikatakan bahwa teknologi penerangan Romawi sudah lebih maju dibanding Yunani. Hal ini dipengaruhi juga oleh faktor kepercayaan. Seiring dengan peredaran matahari, suasana dalam interior diibaratkan sebagai “rotunda yang berputar siang dan malam, bagaikan nirwana.”
Struktur busur batu juga digunakan dalam pembuatan gerbang. Orang Romawi sering membuat gerbang besar di perbatasan yang menuju wilayah yang telah ditaklukkannya, sebagai perlambang kemenangan dan kejayaan.
Penggunaan teknologi pembuatan busur dengan struktur batu yang ditumpuk, baik pada bukaan (pintu, jendela) maupun pada bagian “kepala” bangunan. Busur yang diaplikasikan untuk membuat penutup bagian atas bangunan biasa disebut struktur kubah monolit. Pembuatannya adalah dengan menggeser batu sedikit demi sedikit sehingga menghasilkan kemiringan. Kuil Pantheon memiliki lubang pada puncak kubah sebagai sarana memasukkan cahaya dari atas. Dapat dikatakan bahwa teknologi penerangan Romawi sudah lebih maju dibanding Yunani. Hal ini dipengaruhi juga oleh faktor kepercayaan. Seiring dengan peredaran matahari, suasana dalam interior diibaratkan sebagai “rotunda yang berputar siang dan malam, bagaikan nirwana.”
Struktur busur batu juga digunakan dalam pembuatan gerbang. Orang Romawi sering membuat gerbang besar di perbatasan yang menuju wilayah yang telah ditaklukkannya, sebagai perlambang kemenangan dan kejayaan.
Gambar 2.1 Tampak Perspektif
Gambar 2.2 Tampak Muka
Gambar 2.3 Tampak Interior
Gambar 2.4 Tampak Dome
Gambar 2.5 Detail Kolom
Gambar 2.6 Detail Kolom
Gambar 2.7 Denah
Gambar 2.8 Potongan/Aksonometri
3. Colosseum, RomaArsitektur Romawi Kuno merupakan perkembangan dari Arsitektur Yunani Kuno namun memiliki inovasi, yaitu lekukan dan kubah pada bangunan. Salah satu bangunan Romawi yang sangat terkeal adalah colosseum. Colosseum juga dikenal dengan nama Flavian Amphitheatre. Colosseum adalah adalah amphiteathre yang berbentuk epis yang berada di kota Roma. Colosseum adalah amphiteathre yang terbesar yang pernah dibuat dan dianggap sebagai salah satu arsitektur yang terbesar dan termaju. Pembangunan amphiteatre ini dimulai pada zaman Vespasianus di tahun 72 M dan selesai pada pemerintahan Titus pada tahun 80 M. Modifikasi lebih lanjut terjadi pada zaman Domitian di tahun 81-96. Karena dinasti tersebut adalah dinasti Flavianus maka amphiteatre tersebut disebut sebagai Flavian Amphitheatre. Bagunan ini dibangun dengan biaya yang berasal dari hasil rampasan bait Allah milik Yahudi setelah Yerusalem dikepung oleh Romawi. Colosseum bisa memuat sekitar 80.000. Biasanya digunakan sebagai arena pertarungan para gladiator dan juga drama mitologi. Colosseum ini dianggap sebagai ikon kejayaan Romawi.
Koloseum berukuran cukup besar. Dengan tinggi 48 m, panjang 188 m, lebar 156 m dan luas seluruh bangunan sekitar 2.5 ha membuat Koloseum terlihat begitu besar dan luas. Arenanya terbuat dari kayuberukuran 86 m x 54 m, dan tertutup oleh pasir. Bentuk elips atau bulat dari Koloseum gunanya untuk mencegah para pemain untuk kabur ke arah sudut dan mencegah para penonton untuk berada lebih dekat dengan pertunjukan.
Koloseum merupakan hasil karya yang sangat hebat. Tempat itu dikatakan sebagai stadium yang hebat dan spektakuler dikarenakan oleh bentuk dan struktur dari Koloseum itu. Sampai sekarang pun, Koloseum masih dikatakan sebagai stadion yang hebat dan spektakuler. Tempat duduk di Koloseum dibagi menjadi tingkatan-tingkatan yang berbeda berdasarkan status sosial dalam masyarakat Romawi.
Podium utama di yang terletak di bagian utara dan selatan untuk Kaisar dan keluarganya, pada tempat ini memberikan pemandangan yang terbaik dilihat dari arena, terdapat tempat istirahatnya, tempat penyimpanan harta juga berada di tingkat ini. Kemudian pada tingkat yang sama dengan platform yang lebih luas merupakan podium khusus untuk para senator Roman, yang boleh membawa kursi sendiri. Nama-nama beberapa senator masih dapat dilihat dari ukiran pada batu yang menjadi tempat duduknya.
Pada tingkat berikutnya disebut maenianum primum, yang dikhususkan untuk para bangsawan Roman. Selanjutnya pada tingkat ketiga adalah maenianum secundum yang dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian. Bagian paling bawah (immum) digunakan untuk para orang kaya, di bagian atasnya lagi (summum), digunakan untuk rakyat jelata. Dan yang terakhir, di bagian kayu (maenianum secundum in legneis) adalah tempat yang strukturnya dari kayu di paling atas bangunan. Tempat itu merupakan tempat untuk berdiri saja yang digunakan untuk para wanita rendahan.
Setelah 2 tahun Koloseum digunakan sebagai tempat pertunjukan, Anak termuda Vespasian yang bernama Domitian memerintahkan untuk mengkonstruksikan area bawah tanah (hypogeum), dua tingkat jalur bawah tanah yang saling berhubungan berupa terowongan dan kurungan dimana para gladiator dan binatang ditempatkan sebelum pertarungannya dimulai. Disana juga disediakan jebakan-jebakan berupa pintu jebakan yang digunakan untuk mencegah masuknya hewan-hewan buas yang tidak direncanakan ke arena dan untuk menjaga tempat penyimpanan senjata di dalam koloseum tersebut.
Gambar 3.1 Tampak Muka
Gambar 3.2 Tampak dari Dalam
Gambar 3.3 Detail Kolom
Gambar 3.4 Detail Arsitektur
Gambar 3.5 Denah
Gambar 3.6 Potongan/Aksonometri
Gambar 3.7 Detail Tempat Duduk
4. Trevi Fountain, Roma
Air Mancur Trevi (bahasa Italia: Fontana di Trevi) adalah sebuah air mancur di distrik Trevi, Roma, Italia, yang dirancang oleh arsitek Italia Nicola Salvi dan diselesaikan oleh Pietro Bracci. Memiliki tinggi 26.3 meter (86 ft) dan lebar 49.15 meter (161.3 ft)
Keindahan Arsitektur. Patung-patung yang menghiasi air mancur tersebut menambah keindahan pemandangan di sana. Patung-patung tersebut bercerita mengenai “Taming of The Waters” atau cerita tentang seseorang yang menjinakkan air. Ada beberapa tokoh yang digambarkan sosok dalam patung tersebut, seperti Neptunus atau Poseidon, dan Triton, atau dewa laut dengan sosok lumba-lumba. Kamu juga dapat melihat bangunan Palazzo Poli atau Istana Poli yang menjadi latar belakang dari air mancur legendaris ini.
Gambar 4.1 Tampak Muka
Gambar 4.2 Detail
Gambar 4.3 Tampak dari Dalam
1. Heydar Aliyev Centre, Baku Azerbaijan
Bangunan ini tergolong modern karena bangunan ini sudah menggunakan bentukan yang unik dan tidak kaku lagi, biasa juga disebut "futuristic". terlihat pada lengkungan-lengkungan baguan atasnya yang menjadi ciri khas dari bangunan ini. dan juga penggunaan material bahan bangunan dan penggunaan warna yang lebih "classy" menambah kesan futuristic dari bangunan tersebut.
Gambar 1.1 Tampak Muka
Gambar 1.2 Interior
Gambar 1.3 Denah
Gambar 1.4 Potongan
2. Dongdaemun Design Plaza, Seoul, Korea Selatan
Gedung yang sepenuh sisinya berkurva ini sekarang telah menjadi ciri khas kota Seoul. Salah satu keunikan gedung ini adalah ketika malam sisi-sisinya akan menyala seperti lampu kerlap-kerlip. Cantik! Gedung ini merupakan pusat desain, seni, dan hiburan, serta memiliki stasiun subway sendiri, yaitu stasiun Dongdaemun Design Plaza
Gedung ini terlihat sangat modern karna bentukannya yang tidak kaku lagi, dan juga bangunan ini sangat menonjol dari bangunan lain yang sudah ada. penggunaan warna dan material pun menambah citra modern pada bangunan ini
Gambar 2.1 Tampak Atas
Gambar 2.2 Tampak Perspektif
Gambar 2.3 Interior
Gambar 2.4 Potongan
Gambar 2.5 Denah
3. London Aquatic Centre
Pusat olahraga ini didesain indah dan modern oleh Zaha. Gelanggang olahraga yang memiliki dua kolam renang seluas 50 meter persegi dan kolam untuk menyelam ini, sempat digunakan untuk Olimpiade dunia. Pada tahun 2014, akhirnya London Aquatics Stratford dibuka untuk umum.
Bangunan ini memiliki bentukan seperti gelombang air dikarenakan menyesuaikan konsep bangunan tersebut, yaitu sebagai tempat latihan renang. bangunan ini tergolong modern karna bentukannya yang sangat unik.
Gambar 3.1 Tampak Perspektif
Gambar 3.2 Tampak Atas
Gambar 3.3 Interior
Gambar 3.4 Potongan
Gambar 3.5 Denah
4. Guangzhou Opera House, Guangzhou China
Tempat ini menjadi pusat institusi kesenian di Tiongkok dan merupakan inspirasi dibalik salah satu koleksi fashion Vivienne Tam. Bangunan ini terlihat sangat modern dari berbagai aspek, dari luar sampai ke dalam. bisa dilihat pada bentuknnya yang sangat unik dan penggunaan material-material kaca yang menimbulkan kesan modern.
Gambar 4.1 Tampak Perspektif
Gambar 4.2 Tampak Depan
Gambar 4.3 Interior
Gambar 4.4 Denah
Gambar 4.5 Potongan
0 komentar:
Posting Komentar