TUGAS
II: PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
1.
Pertumbuhan dan Penggandaan Penduduk
a.
Tabel Perkembangan Penduduk Dunia
Perkembangan
penduduk dunia tahun 1830 – 2006
Tahun
|
Jumlah penduduk
|
Perkembangan Pertahun
|
1830
|
1 milyard
|
–
|
1930
|
2 milyard
|
1%
|
1960
|
3 milyard
|
1,7%
|
1975
|
4 milyard
|
2,2%
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6 milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
Sumber
: Iskandar , Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia
Bisa
kita lihat rata – rata setiap negera penduduknya bisa bertambah hingga 2x
lipatnya. Lalu perkembangan penduduk dunianya bertambah hingga 3x lipatnya. Itu
berarti penduduk dunia sangat pesat pertumbuhannya.
b.
Tabel Pengandaan Penduduk Dunia
Tahun
penggandaan
|
Perkiraan
penduduk dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
–
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 milyard
|
45
|
Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.
Menggunakan
interpolasi linear dari perkiraan UNDESA, populasi dunia telah meningkat dua
kali lipat atau akan dua kali lipat dalam tahun-tahun berikutnya (dengan dua
titik tolak yang berbeda). Perhatikan bagaimana, selama 2 milenium,
menggandakan masing-masing mengambil kira-kira setengah selama dua kali lipat
sebelumnya, pas model pertumbuhan hiperbolik disebutkan di atas. Namun, tidak
mungkin bahwa akan ada penggandaan lain dalam abad ini.
Sumber: https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/perkembangan-dan-penggandaan-penduduk-dengan-tabel/
2.
Faktor-faktor Demografi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Faktor
utama demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah sebagai
berikut:
1.Kematian
Kematian
adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian
bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka
kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya
kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan
faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
a.) Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
– Sarana kesehatan yang kurang memadai.
– Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
– Terjadinya berbagai bencana alam
– Terjadinya peperangan
– Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
– Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b.) Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
– Lingkungan hidup sehat.
– Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
– Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
– Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
– Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Sumber:
https://fikalpratama.wordpress.com/2013/09/28/ilmu-sosial-dasar/
a. Rumus Kematian Kasar
Rumus
Tingkat Kematian Kasar : Rumusnya adalah jumlah kematian pada tahun tertentu
dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun dan dikalikan dengan
konstanta yang biasanya bernilai 1000.
CDR
= D/P x K
Ket :
CDR: Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D: Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P: Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K: Bilangan konstan 1000
b. Rumus Kematian Khusus
Rumus
Tingkat Kematian Khusus : Rumusnya adalah jumlah kematian pada umur tertentu
dibagi dengan jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun dan
dikalikan dengan konstanta yang biasanya bernilai 1000.
ASDRx
= Dx/Px x K
Ket :
ASDRx: Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx: Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px: Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K: Bilangan konstan 1000
Sumber:
https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/perkembangan-dan-penggandaan-penduduk-dengan-tabel/
4.
Angka Kelahiran
Angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan bayi yang lahir dari setiap 1000 penduduk per tahun. Angka kelahiran bayi dapat dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu:
Angka
kelahiran dikatakan tinggi jika angka kelahiran > 30 per tahun.
Angka
kelahiran dikatakan sedang jika angka kelahiran 20-30 per tahun.
Angka
kelahiran dikatakan rendah jika angka kelahiran < 20 per tahun.
5.
Pengertian Migrasi, Macam-macam Migrasi, Proses Migrasi dan Akibat Migrasi
1. Pengertian Migrasi
Migrasi
penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain
dengan tujuan untuk menetap. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi
internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu
negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan
penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Dalam
teori terdapat berbagai pendapat dari para ahli , yaitu:
Menurut Knox & Pinc (2000) zamam modern perubahan migrasi yaitu
meningkatnya jumlah penduduk dari suatu daerah, meningkatnya kepadatan penduduk
dan dalam waktu yang sama meningkatkan juga perbedaan dan stratafikasi sosial
penduduk
Menurut Vago (1999) melalui teori ini perubahan sosial berkait rapat dengan
perubahan dimensi diperingkat lokal, wilayah dan global yang di dukung dengan
perubahan tenologi. Ruang lingkup evoluasi perubahan sosial termasuklah
dalam aspek perubahan manusia,stratifikasi sosial, pendidikan dan ekonomi.
Dampak kepada evoluasi perubahan sosial itu ia memberi kesan kepada corak,
struktur dan organisasi sosial masyarakat. Ini bemakna kesan proses urbanisasi
tadi membentuk identitas baru masyarakat secara evoluasi sama ada dalam jangka
masa pendek atau jangka masa panjang.
Menurut E.G.Ravenstein (2001) arus dan arus balik, artinya setiap arus migrasi
utama menimbulkan arus balik penggantiannya perbedaan antara desa dan kota
mengenai kecenderungan melakukan imigrasi. Wanita melakukan migrasi pada jarak
dekat dibandingkan pria .Teknologi dan Imigrasi, artinya bahwa teknologi
menyebabkan migrasi meningkat motif ekonomi merupakan dorongan utama
orang melakukan migrasi.
2.
Macam-macam Migrasi
Migrasi
dapat dibagi atas dua golongan yaitu:
Migrasi
Internasional
Migrasi
Internasional adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.
Migrasi ini dapat dibedakan atas tiga macam yaitu:
a.
Emigrasi
Adalah
keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain.
b.
Imigrasi
Adalah
masuknya penduduk ke dalam suatu negara tertentu untuk tujuan menetap.
c.
Remigrasi
Adalah
kembalinya penduduk ke negara asal setelah beberapa lama berada di negara orang
lain.
Migrasi
Nasional atau Internal
Migrasi
Nasonal adalah perpindahan penduduk di dalam satu negara. Migrasi ini terdiri
atas beberapa jenis, yaitu:
a.
Urbanisasi
Adalah
perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap. Faktor yang
menyebabkan terjadinya urbanisasi yaitu: ingin mencari pekerjaan, karena di
kota lebih banyak lapangan kerja dan upahnya tinggi, ingin mencari pengalaman
di kota, ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan
sebagainya.
b.
Transmigrasi
Adalah
perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang jarang
penduduknya di dalam wilayah Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di
Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama
kolonisasi.
c.
Ruralisasi
Adalah
perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap. Ruralisasi
merupakan kebalikan dari urbanisasi. \
3.
Proses Migrasi
Proses
Migrasi adalah kemampuan proses pemindahan antar kelompok dari komputer ke
komputer lainnya. Proses migrasi dapat diimplementasikan antara lain melalui
OpenMosix.
Proses
migrasi alternatif adalah definisi yang berasal dari desain IC dan rekayasa.
Proses migrasi atau migrasi Layout adalah untuk mengubah aliran desain dan
bagan yang ada pada layout IC baru untuk proses node teknologi. Pelaksanaan
proses migrasi dapat dilakukan secara manual oleh fitur redrawing tata letak
atau otomatis EDA / alat CAD. Alat-alat utama di pasar untuk membolehkan suatu
aliran adalah: VLM cadence dari sistem desain, Siclone dari Sagantec
4.
Akibat Migrasi
Migrasi
penduduk baik nasional maupun internasional masing-masing memiliki dampak
positif dan negatif terhadap daerah asal maupun daerah tujuan.
Dampak
dari Emigrasi
Dampak
positif dari emigrasi yaitu dapat menambah devisa bagi negara terutama dari
penukaran mata uang asing, dapat memperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain,
dapat mengurangi ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri.
Dampak
negatif dari emigrasi yaitu emigran yang tidak resmi dapat memperburuk
citra negaranya, kekurangan tenaga terampil dan ahli bagi negara yang
ditinggalkan.
Dampak
dari Imigrasi
Dampak
positif dari imigrasi yaitu dapat membantu memenuhi kekurangan tenaga
ahli, dapat menambah rasa solidaritas antarbangsa, adanya pengenalan ilmu dan
teknologi dapat mempercepat alih teknologi.
Dampak
negatif dari imigrasi yaitu masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa, imigran yang masuk adakalanya di antara mereka memiliki
tujuan yang kurang baik seperti pengedar narkoba, bertujuan politik, dan
lain-lain.
Dampak
dari Urbanisasi
Dampak
Positif Urbanisasi yaitu dapat mengurangi jumlah pengangguran di desa,
dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota, meningkatkan taraf hidup
penduduk desa, dapat meningkatkan perekonomian di kota.
Dampak
negatif dari urbanisasi yaitu berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di
desa, produktivitas pertanian di desa menurun, meningkatnya pengangguran di
kota, meningkatnya tindak kriminalitas di kota, timbulnya pemukiman kumuh
akibat sulitnya mencari perumahan.
Dampak
dari Transmigrasi
Dampak
positif dari transmigrasi yaitu dapat mengurangi pengangguran bagi daerah
yang padat penduduknya, dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama transmigran,
dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi, dapat
mempercepat pemerataan persebaran penduduk.
Dampak
negatif dari transmigrasi yaitu adanya kecemburuan sosial antara masyarakat
setempat dengan para transmigran, terbengkalainya tanah pertanian di daerah
trasmigrasi karena transmigran tidak betah dan kembali ke daerah asalnya.
5.
3 Jenis Struktur Penduduk
Piramida
Penduduk - Komposisi penduduk suatu wilayah atau negara dapat disajikan
dalam bentuk diagram yang berbentuk piramida atau yang kemudian disebut dengan
piramida penduduk. Apa sih piramida penduduk itu? Nah, pada kesempatan kali
ini Zona Siswa akan mencoba membahasnya secara lengkap
dengan jenis-jenisnya. Semoga bisa bermanfaat.
Piramida
penduduk adalah grafik mendatar yang menyajikan data kependudukan dalam
bentuk diagram batang yang menunjukkan komposisi penduduk menurut umur dan
jenis kelamin. Tersusun dari garis atau koordinat vertikal yang digunakan untuk
menyatakan golongan umur. Dimulai dari umur 0–4, 5–9, dan seterusnya hingga
usia maksimal yang bisa dicapai oleh penduduk di suatu wilayah.
Jenis
kelamin laki-laki di sebelah kiri, sedangkan golongan perempuan di sebelah
kanan. Garis horizontal digunakan untuk menunjukkan jumlah, biasanya dalam
jutaan, tetapi tergantung pada kuantitas penduduk.
Bentuk
piramida penduduk berbeda-beda untuk setiap wilayah atau negara. Meskipun
bentuknya berbeda-beda, pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga.
Masing-masing bentuk mencerminkan karakteristik penduduknya. Ketiga bentuk
piramida penduduk itu sebagai berikut.
Piramida
Penduduk Muda (Expansive)
Suatu
wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang
rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida
ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya
adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia,
Filipina, dan India.
Ciri-ciri
komposisi penduduk ekspansif antara lain sebagai berikut.
- Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) sangat besar, sedangkan usia tua sedikit.
- Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian.
- Pertumbuhan penduduk relatif tinggi.
Sebagian
besar terdapat di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, Malaysia,
Thailand, Republik Rakyat Cina, Mesir, dan India
Piramida Penduduk Stasioner
Bentuk
piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang hampir sama dengan
tingkat kematian atau bersifat stasioner. Pertumbuhan penduduk cenderung tetap.
Piramida ini menunjukkan jumlah penduduk muda, dewasa, dan tua hampir sama.
Contoh: bentuk piramida penduduk Jepang dan Singapura serta beberapa negara
yang tergolong maju.
Ciri-ciri
komposisi penduduk stasioner antara lain sebagai berikut.
- Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa relatif seimbang.
- Tingkat kelahiran umumnya tidak begitu tinggi, demikian pula dengan angka kematian relatif lebih rendah.
- Pertumbuhan penduduk kecil.
- Terdapat di beberapa negara maju antara lain Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris.
Piramida Penduduk Tua (Constructive)
Bentuk
piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang lebih rendah dari
tingkat kematian atau bersifat konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran yang
tajam menyebabkan pertumbuhan penduduk mengalami penurunan. Piramida penduduk
ini memiliki umur median (pertengahan) sangat tinggi. Contoh: piramida penduduk
negara Jerman, Belgia, dan Swiss
Ciri-ciri
komposisi penduduk konstruktif antara lain sebagai berikut.
- Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) dan usia tua (di atas usia 64 tahun) sangat kecil.
- Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada ke lompok usia dewasa.
- Angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian.
- Pertumbuhan penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan pertumbuhan penduduk sebagian mencapai tingkat negatif.
- Jumlah penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun.
- Negara yang berada pada fase ini, antara lain Swedia, Jerman, dan Belgia.
6.
Rasio Ketergantungan
Rasio
Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara
jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun
keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio
ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda
dan Rasio Ketergantungan Tua.
- Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
- Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
Contoh
Untuk memudahkan pemahaman tentang perhitungan Rasio
Ketergantungan (Dependency Ratio), di bawah ini diberikan contoh
perhitungan dengan menggunakan data SP 2000 (lihat Tabel 1). Langkah pertama
adalah menghitung jumlah penduduk yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu
kelompok umur muda (0-14 tahun), kelompuk usia kerja 15-64 tahun (umur
produktif) dan kelompok umur tua (65 tahun ke atas).
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Muda, Umur
Produktif, dan Umur Tua, Tahun 2000
Kel. Umur
|
Jumlah Penduduk
|
0-14
|
63 206 000
|
15-64
|
13 3057 000
|
65+
|
9 580 000
|
Setelah jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14
tahun), umur produktif (15-64 tahun) dan umur tua (65 tahun ke atas) diperoleh.
Selanjutnya dapat dihitung rasio ketergantungan (dependency ratio, dengan
hasil seperti yang disajikan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Rasio Ketergantungan Muda, Tua, dan Total
Tahun 2000
Keterangan
|
Rasio Ketergantungan
|
RKTot
|
54,7
|
RKMuda
|
47,0
|
RKTua
|
7,2
|
Interpretasi
Dari contoh perhitungan di atas, rasio ketergantungan total
adalah sebesar 54,7 persen, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja
(dianggap produktif) mempunyai tanggunagn sebanyak 55 orang yang belum
produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 54.7 persen ini
disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk muda sebesar 47,0 persen, dan
rasio ketergantungan penduduk tua sebesar 7,2 persen. Dari indikator ini
terlihat bahwa pada tahun 2000 penduduk usia kerja di Indonesia masih dibebani
tanggung jawab akan penduduk muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan
tanggung jawab terhadap penduduk tua.
Rasio ketergantungan ini sudah jauh berkurang dibandingkan
dengan keadaan pada saat sensus 1971. Pada tahun 1971 rasio ketergantungan
total adalah sebesar 86 per 100 penduduk usia kerja, dan kemudian menurun
secara pasti sampai tahun 2000. Penurunan ini terjadi terutama karena penurunan
tingkat kelahiran sebagai dampak dari keberhasilan program keluarga berencana
selama 30 tahun terakhir.
7. Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Zaman
Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat
batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar,
misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa,
Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini
tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara
Berdasarkan
penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa
kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi
berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai
besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan
Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke
Filipina.
Zaman
Batu Muda (Neolithikum)
Manusia
pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk
mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan
mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk
mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka
perlukan.
Ciri
– ciri zaman batu muda :
1.
Mulai menetap dan membuat rumah
2.
Membentuk kelompok masyarakat desa
3.
Bertani
4.
Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa
Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu
membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan
Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat
dari bahan perunggu.
Sumber:
https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/pertumbuhan-dan-perkembangan-kebudayaan-di-indonesia/
8.
Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
Kebudayaan
Hindu, Budha
Pada
abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan
atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5
ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat
dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak
menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama
itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai.
Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya
budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni
ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang
diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya
yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari,
dll.
Kebudayaan
Islam
Abad
ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para
pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada
abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia,
khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang
meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia
berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak
secara paksa.
Abad
ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah
negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit
yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah
Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten
di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di
Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang
dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota
pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah
yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh
yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya
Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr
Kalimantan.
Sumber:
https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/pertumbuhan-dan-perkembangan-kebudayaan-di-indonesia/
9. Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan
dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat
ke Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke
Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang
Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di
kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya
arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan,
terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan
sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.
Sehubungan dengan itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan
memberikan rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang
timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan
lama dan asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh
Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu
diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak
menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa
sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Sumber:
https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/pertumbuhan-dan-perkembangan-kebudayaan-di-indonesia/
0 komentar:
Posting Komentar