FACING THE GIANTS
Film ini menceritakan kehidupan seorang pelatih tim olahraga
“American Football” di sebuah SMU bernama Grant Taylor ya, yang mana harus
mengatasi berbagai masalah dan tekanan hidup atas permasalahnya baik di
pekerjaan, keluarga dan lainnya. Taylor adalah seseorang yang hanya
berkecukupan pas-pasan dengan gaji pas-pasan, rumah yang kecil, mobil yang suka
mogok dan lainnya. Ia tinggal hanya bersama istrinya dan belum dikaruniai anak.
Sebagai seorang pelatih tim football selama 6 tahun, sekolah
itu belum pernah memenangkan sebuah musim kompetisi pun. Pertandingan ini
selalu berakhir dengan kekalahan terus menerus. Sampai akhirnya pihak sekolah
pun meragukan kemampuan Taylor ini dalam melatih tim football tersebut.
Setelah kekalahan terakhir tim football nya itu, salah satu
pemain andalan Taylor, Daren pindah sekolah tanpa pemberitahuan secara
langsung, yaitu hanya dengan selembar kertas. Hal ini tentunya membuat para
pemain lainnya dan Taylor sendiri merasa semakin pesimis untuk memenangkan
sebuah kompetisi di musim berikutnya. Tetapi Taylor tidak hanya diam saja. Ia
tetap akan melatih para pemainnya sama seperti dulu.
Suatu hari, dating;ah murid baru bernama David, yang baru
pindah ke SMU tersebut karena ayahnya baru saja pindah bekerja sebagai dosen
dikawasan tersebut. David suka dan mahir dalam bermain sepak bola, sehingga
ayahnya melihat bahwa David ini memiliki bakat di permainan football. Singkat
cerita, David didaftarkan oleh ayahnya. Namun tidak secepat itu ia diterima
dalam tim football, ia harus mengikuti beberapa tes singkat. Awalnya David
tidak bias, setelah beberapa kali mencoba ternyata dia bias dan David mencoba
menerimanya untuk diuji cobakan dalam tim nya.
Selain permasalahan itu, Taylor dan istrinya juga memiliki
sedikit masalah mengenai keluarganya. Yaitu karena mereka belum dikaruniai anak
setelah menikan bertahun-tahun. Istri Taylor mengira bahwa ada yang salah
diantara dirinya dan ia meminta izin kepada Taylor untuk mengecek ke dokter
gejala yang ia alami Karen belum bias mempunyai anak. Setelah hasil tes keluar,
ternyata tidak ada gejala apapun pada dirinya. Sehingga Taylor lah yang
mempunyai masalah dalam hal ini. Awalnya ia takut diperiksa, karena istrinya
sangat menginginkan seorang anak. Maka dengan berat hati Taylor pergi untuk
mengecek keadaannya. Namun sangat disayangkan, bahwa hasil tesnya Taylor tidak bias
memberikan seorang anak.
Permasalahan-permasalah tersebut tentunya membuah Taylor
semakin tertekan akan masalah dihidupnya dan merasa putus asa. Ditengah-tengah
keputus asaannya itu, ia menemui seorang lelaki tua yang secara rutin dating keruang
loker sekolah dan berdoa disana sambil mengelilingi tiap loker murid. Pertemuan
Taylor dengan lelaki itu mengingatkan kembali bahwa pentingnya makna kehidupan
dan keyakinan kepada kekuatan Tuhan. Setelah itu Taylor mencoba menenangkan
diri dan mulai mempelajari serta memperdalam keimanan dalam agama yang ia
yakininya.
Lalu Taylor memperoleh kekuatan untuk bangkit bagaimana cara
mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, salah satunya untuk meningkatkan
prestasi tim footballnya itu. Ia menerapkan filosofi baru bahwa segala yang
dilakukan di dunia ini adalah semata-mata hanya untuk Tuhan. Filosofi ini
perlahan dilakukan Taylor dalam melatih anak muridnya. Salah satu peristiwa
awal berhasilnya Filosofi ini adalah ketika Taylor menyuruh salah satu pemain
andalannya, Brock untuk melakukan jalan merangkak dengan menggendong seorang temannya
dengan mata tertutup sejauh 50 yard. Tujuannya agar Brock berusaha sekuat
tenaga sejauh ia bias tanpa memikirkan dan melihat garis akhir. Taylor terus
menyemangati Brock untuk jalan terus menerus dan tanpa disadari oleh Brock, ia
mampu melakukannya sampai di ujung lapangan! Bukan 50 yard lagi. Hal ini ingin
ditunjukan Taylor kepada timnya bahwa mereka sebenarnya mampu untuk melakukan
hal-hal yang jauh diatas kemampuan mereka sebelumnya, hanya saja mereka sudah
terlalu pesimis sehingga menghasilkan energy negative dan terjadilah kekalahan.
Filosofi yang diberikan Taylor kepada timnya ini ternyata
tidak hanya berpengaruh kepada permasalahan dalam lingkup timnya saja. Namun berpengaruh
pada dirinya sendiri, bahkan mampu membuat anggota tim yang awalnya merupakan
murid yang nakal dan tidak berprestasi menjadi bersemangat dan berprestasi
dikelas. Bukan hanya itu, salah satu murid lainnya yang dulunya selalu tidak
pernah menuruti kata ayahnya dan bertengkar terus, lalu ia meminta maaf dan
hubungannya dengan ayahnya kian menjadi harmonis. Sehingga Taylor diberikan
hadiah beruba mobil truck baru oleh ayah dan anak ini secara diam-diam, atas
dasar terimakasih telah membuat keluarganya menjadi harmonis kembali. Taylor
merasa terharu dan senang ternyata perbuatan yang ia lakukan ini mendapatkan
hasil jauh dari yang ia harapkan.
Dengan filosofi ini memberikan dampak positif yang sangat
besar pada tim. Tim Taylor berhasir menang secara terus menerus hingga menembus
babak semi final. Namun ternyata kekahalahan pahit pun harus mereka terima pada
babak ini. Setelah pertandingan ini mereka semua berkumpul di ruang istirahat,
dan Taylor pun tetap memberikan semangat kepada timnya dengan semboyan “Jika
kita menang, kita harus bersyukur kepada Tuhan. Dan jika kita kalah, kita harus
bersyukur kepada Tuhan.” Kekalahan ini menyebabkan para pemain menjadi sedih,
namun mereka tetap bersyukur kepada Tuhan. Setelah itu, Taylor mendapat kabar
bahwa tim yang menang kemarin didiskualifikasi, karena mereka melakukan sebuah
kecurangan yang baru terdeteksi. Sehingga tim Taylor ini otomatis masuk ke
babak final untuk melawan sebuah tim yang sudah menjuarai 3 musim
berturut-turut.
Pertandingan berlangsung.
Namun ternyata, lawan tim yang
mereka hadapi berjumlah 3 kali lipat lebih banyak dan mereka juga lebih cepat
dan kuat disbanding tim Taylor. Namun mereka tidak putus asa mereka tetap
bertanding dengan semangat yang tinggi. Pada ronde awal ini tim Taylor
mengalami kekalahan yang cukup jauh sehingga Taylor berusaha mencari strategi
lain untuk memenangkan kompetisi ini. Setelah istirahat selesai dan lanjut ke
ronde selanjutnya, tim taylor berhasil mendekati score dari tim lawannya dan
pada detik-detik terakhir terdapat penalty yang mengharuskan tim Taylor
mendapatkan tendangan bebas. Secara cepat Taylor memilih David sebagai
penendang, namun David tidak percaya diri karena kemampuan terjaunya dalam
menendang hanya sejauh 39 yard, sedangkan pada tendangan bebas ini sejauh 51
yard. Berkat doa yang dituturkannya ia mulai percaya diri dan dihempaskannya
bola itu dan ternyata bola itu berhasil masuk ke gawang lawan. Ini merupakan sebuah
keajaiban bagi tim mereka sehingga hal ini menyebabkan mereka menang untuk
pertama kalinya pada musim ini.
Akhirnya, tim ini berhasil memenangkan pertandingan
pertamanya dalam beberapa tahun terakhir yang membuat Taylor merasa sangat puas
dengan apa yang telah ia kerjakan. Selain itu, ia dan istrinya juga mendapatkan
keajaiban kehamilan istrinya, dan Taylor mendapat kenaikan gaji secara perlahan
untuk kesejahteraan keluarganya.
Source: Film "Facing The Giants"
Gambar: http://monticelloyouth.com/wp-content/uploads/2014/03/345683470_640.jpg