Senin, 23 Mei 2016

TUGAS IBD 2: RESENSI FILM "FACING THE GIANTS"

Firza Adrian
FACING THE GIANTS







Film ini menceritakan kehidupan seorang pelatih tim olahraga “American Football” di sebuah SMU bernama Grant Taylor ya, yang mana harus mengatasi berbagai masalah dan tekanan hidup atas permasalahnya baik di pekerjaan, keluarga dan lainnya. Taylor adalah seseorang yang hanya berkecukupan pas-pasan dengan gaji pas-pasan, rumah yang kecil, mobil yang suka mogok dan lainnya. Ia tinggal hanya bersama istrinya dan belum dikaruniai anak.

Sebagai seorang pelatih tim football selama 6 tahun, sekolah itu belum pernah memenangkan sebuah musim kompetisi pun. Pertandingan ini selalu berakhir dengan kekalahan terus menerus. Sampai akhirnya pihak sekolah pun meragukan kemampuan Taylor ini dalam melatih tim football tersebut.
Setelah kekalahan terakhir tim football nya itu, salah satu pemain andalan Taylor, Daren pindah sekolah tanpa pemberitahuan secara langsung, yaitu hanya dengan selembar kertas. Hal ini tentunya membuat para pemain lainnya dan Taylor sendiri merasa semakin pesimis untuk memenangkan sebuah kompetisi di musim berikutnya. Tetapi Taylor tidak hanya diam saja. Ia tetap akan melatih para pemainnya sama seperti dulu.

Suatu hari, dating;ah murid baru bernama David, yang baru pindah ke SMU tersebut karena ayahnya baru saja pindah bekerja sebagai dosen dikawasan tersebut. David suka dan mahir dalam bermain sepak bola, sehingga ayahnya melihat bahwa David ini memiliki bakat di permainan football. Singkat cerita, David didaftarkan oleh ayahnya. Namun tidak secepat itu ia diterima dalam tim football, ia harus mengikuti beberapa tes singkat. Awalnya David tidak bias, setelah beberapa kali mencoba ternyata dia bias dan David mencoba menerimanya untuk diuji cobakan dalam tim nya.

Selain permasalahan itu, Taylor dan istrinya juga memiliki sedikit masalah mengenai keluarganya. Yaitu karena mereka belum dikaruniai anak setelah menikan bertahun-tahun. Istri Taylor mengira bahwa ada yang salah diantara dirinya dan ia meminta izin kepada Taylor untuk mengecek ke dokter gejala yang ia alami Karen belum bias mempunyai anak. Setelah hasil tes keluar, ternyata tidak ada gejala apapun pada dirinya. Sehingga Taylor lah yang mempunyai masalah dalam hal ini. Awalnya ia takut diperiksa, karena istrinya sangat menginginkan seorang anak. Maka dengan berat hati Taylor pergi untuk mengecek keadaannya. Namun sangat disayangkan, bahwa hasil tesnya Taylor tidak bias memberikan seorang anak.

Permasalahan-permasalah tersebut tentunya membuah Taylor semakin tertekan akan masalah dihidupnya dan merasa putus asa. Ditengah-tengah keputus asaannya itu, ia menemui seorang lelaki tua yang secara rutin dating keruang loker sekolah dan berdoa disana sambil mengelilingi tiap loker murid. Pertemuan Taylor dengan lelaki itu mengingatkan kembali bahwa pentingnya makna kehidupan dan keyakinan kepada kekuatan Tuhan. Setelah itu Taylor mencoba menenangkan diri dan mulai mempelajari serta memperdalam keimanan dalam agama yang ia yakininya.

Lalu Taylor memperoleh kekuatan untuk bangkit bagaimana cara mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, salah satunya untuk meningkatkan prestasi tim footballnya itu. Ia menerapkan filosofi baru bahwa segala yang dilakukan di dunia ini adalah semata-mata hanya untuk Tuhan. Filosofi ini perlahan dilakukan Taylor dalam melatih anak muridnya. Salah satu peristiwa awal berhasilnya Filosofi ini adalah ketika Taylor menyuruh salah satu pemain andalannya, Brock untuk melakukan jalan merangkak dengan menggendong seorang temannya dengan mata tertutup sejauh 50 yard. Tujuannya agar Brock berusaha sekuat tenaga sejauh ia bias tanpa memikirkan dan melihat garis akhir. Taylor terus menyemangati Brock untuk jalan terus menerus dan tanpa disadari oleh Brock, ia mampu melakukannya sampai di ujung lapangan! Bukan 50 yard lagi. Hal ini ingin ditunjukan Taylor kepada timnya bahwa mereka sebenarnya mampu untuk melakukan hal-hal yang jauh diatas kemampuan mereka sebelumnya, hanya saja mereka sudah terlalu pesimis sehingga menghasilkan energy negative dan terjadilah kekalahan.

Filosofi yang diberikan Taylor kepada timnya ini ternyata tidak hanya berpengaruh kepada permasalahan dalam lingkup timnya saja. Namun berpengaruh pada dirinya sendiri, bahkan mampu membuat anggota tim yang awalnya merupakan murid yang nakal dan tidak berprestasi menjadi bersemangat dan berprestasi dikelas. Bukan hanya itu, salah satu murid lainnya yang dulunya selalu tidak pernah menuruti kata ayahnya dan bertengkar terus, lalu ia meminta maaf dan hubungannya dengan ayahnya kian menjadi harmonis. Sehingga Taylor diberikan hadiah beruba mobil truck baru oleh ayah dan anak ini secara diam-diam, atas dasar terimakasih telah membuat keluarganya menjadi harmonis kembali. Taylor merasa terharu dan senang ternyata perbuatan yang ia lakukan ini mendapatkan hasil jauh dari yang ia harapkan.

Dengan filosofi ini memberikan dampak positif yang sangat besar pada tim. Tim Taylor berhasir menang secara terus menerus hingga menembus babak semi final. Namun ternyata kekahalahan pahit pun harus mereka terima pada babak ini. Setelah pertandingan ini mereka semua berkumpul di ruang istirahat, dan Taylor pun tetap memberikan semangat kepada timnya dengan semboyan “Jika kita menang, kita harus bersyukur kepada Tuhan. Dan jika kita kalah, kita harus bersyukur kepada Tuhan.” Kekalahan ini menyebabkan para pemain menjadi sedih, namun mereka tetap bersyukur kepada Tuhan. Setelah itu, Taylor mendapat kabar bahwa tim yang menang kemarin didiskualifikasi, karena mereka melakukan sebuah kecurangan yang baru terdeteksi. Sehingga tim Taylor ini otomatis masuk ke babak final untuk melawan sebuah tim yang sudah menjuarai 3 musim berturut-turut.
Pertandingan berlangsung. 

Namun ternyata, lawan tim yang mereka hadapi berjumlah 3 kali lipat lebih banyak dan mereka juga lebih cepat dan kuat disbanding tim Taylor. Namun mereka tidak putus asa mereka tetap bertanding dengan semangat yang tinggi. Pada ronde awal ini tim Taylor mengalami kekalahan yang cukup jauh sehingga Taylor berusaha mencari strategi lain untuk memenangkan kompetisi ini. Setelah istirahat selesai dan lanjut ke ronde selanjutnya, tim taylor berhasil mendekati score dari tim lawannya dan pada detik-detik terakhir terdapat penalty yang mengharuskan tim Taylor mendapatkan tendangan bebas. Secara cepat Taylor memilih David sebagai penendang, namun David tidak percaya diri karena kemampuan terjaunya dalam menendang hanya sejauh 39 yard, sedangkan pada tendangan bebas ini sejauh 51 yard. Berkat doa yang dituturkannya ia mulai percaya diri dan dihempaskannya bola itu dan ternyata bola itu berhasil masuk ke gawang lawan. Ini merupakan sebuah keajaiban bagi tim mereka sehingga hal ini menyebabkan mereka menang untuk pertama kalinya pada musim ini.

Akhirnya, tim ini berhasil memenangkan pertandingan pertamanya dalam beberapa tahun terakhir yang membuat Taylor merasa sangat puas dengan apa yang telah ia kerjakan. Selain itu, ia dan istrinya juga mendapatkan keajaiban kehamilan istrinya, dan Taylor mendapat kenaikan gaji secara perlahan untuk kesejahteraan keluarganya.

Source: Film "Facing The Giants"
Gambar: http://monticelloyouth.com/wp-content/uploads/2014/03/345683470_640.jpg

About the Author

Firza Adrian / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.