TUGAS 7: PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT
1. Perbedaan
Kepentingan
Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat
naluriah disamping adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu
terjadi pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok
agama, kelompok ideology tertentu termasuk antara mayoritas dan minoritas.
Maksudnya adalah pendapat atau kepentingan seseorang yang berbeda dengan yang
lainnya. Terkadang bisa menyebabkan perdebatan yang bisa berakhir secara damai
atau sebaliknya berakhir secara anarkis
Individu yang berpegang pada prinsipnya saat bertingkah laku, maka
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu tersebut dalam masyarakat
merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh karena itu, individu
mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek
pribadinya, baik jasmani maupun rohaninya. Dengan itu, maka akan muncul
perbedaan kepentingan pada setiap individu,seperti:
- Memperoleh kasih sayang
- Memperoleh harga diri
- Memperoleh penghargaan yang sama
- Memperoleh prestasi dan posisi dibutuhkan orang lain
- Memperoleh kedudukan didalam kelompoknya
- Memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
- Memperoleh kemerdekaan diri
2. Diskriminasi & Ethosentris
Diskriminasi merujuk kepada
pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini
dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut.
Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat
manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan
yang lain.
- Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
- Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.
Etnosentrisme adalah
kecenderungan untuk melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri,
maksudnya Etnosentrisme yaitu suatu kecendrungan yang menganggap nilai-nilai
dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai suatu yang prima, terbaik,
mutlak, dan dipergunakannya tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan
kebudayaan lain.
Etnosentrisme memiliki dua tipe
yang satu sama lain saling berlawanan, yakni :
- Tipe pertama adalah etnosentrisme fleksibel. Seseorang yang memiliki etnosentrisme ini dapat belajar cara-cara meletakkan etnosentrisme dan persepsi mereka secara tepat dan bereaksi terhadap suatu realitas didasarkan pada cara pandang budaya mereka serta menafsirkan perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.
- Tipe kedua adalah etnosentrisme infleksibel. Etnosentrisme ini dicirikan dengan ketidakmampuan untuk keluar dari perspektif yang dimiliki atau hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan perspektif yang dimiliki dan tidak mampu memahami perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.
Kesimpulannya di Indonesia
banyak tejadi hal – hal seperti di atas, hal itu dikarenakan beberapa faktor,
antara lain perbedaan agama, budaya, keyakinan, dan lainnya. Untuk menghindari
hal tersebut dirasa sulit sebab kurangnya wadah untuk menampung hal tersebut,
misalnya kurangnya hubungan antar kelompok, kurangnya sosialisasi, dan yang
terpenting adalah kurangnya kesadaran dari diri sendiri, apabila hal itu dapat
dilakukan niscaya hal – hal diatas tidak akan tumbuh.
3. Pertentangan
Sosial/Ketegangan Dalam Masyarakat
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih
luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai
pertentangan yang kasar. Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dasar
dari suatu konflik, yaitu:
terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik
unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam
kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan
terdapat interraksi diantar bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan
dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau
permusuhan, konflik dapat terjadi pada lingkungan diri
seseorang, kelompok, dan masyarakat. Adapun
cara pemecahan konflik tersebut :
Elimination, pengunduran diri dari
salah satu pihak yang terlibat konflik
Subjugation atau Domination, pihak yang mempunyai kekuasaan terbesar
dapat memaksa pihak lain untuk mengalah
Majority
Rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting
Minority
Consent, artinya kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta kesepakatan
untuk melakukan kegiatan bersama
Compromise, artinya semua sub
kelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan
tengah
Integration, artinya
pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah
kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua
pihak
4. Golongan-golongan Yang Berbeda & Integrasi Sosial dan Integrasi Nasional
Masyarakat Indonesia
digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari
berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan
nasional yang berwujudkan Negara Indonesia. Masyarakat majemuk dipersatukan
oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan
pemerintahan, politik, ekonomi, dan sosial. Aspek-aspek dari kemasyarakatan
tersebut, yaitu Suku Bangsa dan Kebudayaan, Agama, Bahasa, Nasional Indonesia.
Masalah besar yang dihadapi
Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat
yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan.
Masyarakat majemuk tetap berada pada kemajemukkannya, mereka dapat hidup serasi
berdampingan (Bhineka Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan.
Adapun hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi:
Tuntutan penguasaan atas
wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya
Isu asli tidak asli, berkaitan
dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara Indonesia asli dengan
keturunan (Tionghoa,arab)
Agama, sentimen agama dapat digerakkan
untuk mempertajam perbedaan kesukuan
Prasangka yang merupakan sikap
permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu
Kesimpulan
Seharusnya Indonesia sebagai
negara yang banyak perbedaannya menjadi negara multikultur yang menjadi nilai
lebih untuk masyarakatnya sendiri, dengan saling menjalin kasih sayang, saling
menghormati satu sama lain, tidak memandang rasisme yang berlebihan, hanya
perlu saling menghargai satu sama lain akan terjalin pula keadaan yang harmonis
di dalam negara kita ini. Karena biar bagaimanapun kemerdekaan yang saat ini
sudah ada tidak mudah kita dapatkan, melainkan perlu perjuangan yang keras yang
para pahlawan kita, oleh sebab itu sudah merupakan tanggung jawab kita generasi
sekarang untuk menjaga keutuhan Negara tercinta ini sehingga terciptalah
persatuan dan kesatuan yang semakin mendalam antar sesama warga Negara.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar